Kondisi banjir yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas dampak meluapnya Sungai Aek Natas. (ft-ist) |
LABURA, KLIKMETRO.COM - Sungai Aek Natas di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, kembali meluap. Mengakibatkan pemukiman warga di Kelurahan Bandar Durian, Kecamatan Aek Natas sekitarnya, serta di beberapa tempat di daerah ini terendam banjir sejak Minggu (22/12/2024) malam.
Selain merendam pemukiman, luapan air sungai Aeknatas ini, juga merendam badan jalan negara lintas Sumatera menghubungkan Medan, Sumatera Utara - Pekanbaru, Riau (sebaliknya). Hal mengakibatkan terjadinya kemacetan arus lalulintas sepanjang 15 kilometer, antara Aekpaminke, Kecamatan Aeknatas hingga simpang Berangir, Kecamatan Nasembilan-sepuluh, Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Kemacetan arus lalulintas ini, sudah berlangsung selama lebih kurang 17 jam, sejak pukul 22.00 WIB Jumat (22/12/2024) malam. Hal ini berdampak, terhambatnya masuk ke Rantauprapat ibukota Kabupaten Labuhanbatu, berbagai macam sayur mayur, ternasuk cabai, bawang, tomat yang datang dari Brastagi, Kabupaten Karo.
Selain itu, ikan laut dari Tanjung Balai dan ikan keramba dari Pematang Siantar, nuga tidak masuk ke Rantauprapat, hingga pukul 14.30 Senin (23/12/2024) siang tadi.
Menurut beberapa warga masyarakat di sekitar Bandar Durian, biasanya luapan banjir air Sungai Aeknatas, hanya berlangsung sekitar 3 (tiga) jam. Setelah itu, luapan air Sungai Aeknatas, surut kembali. Tetapi kali ini, sudah berlangsung beberapa jam, banjir belum juga surut.
Beberapa petugas dari Satuan Lulintas Polres Labuhanbaru, telah berada di lokasi banjir sejak minggu malam. Namun terlihat, sepertinya tidak berdaya mengurai kemacetan. Karena para pengemudi kenderaan bermotor, berusaha saling mendahului ditengah-tengah luapan banjir.
Bencana alam banjir, akibat meluapnya Sungai Aeknatas, sudah berlangsung beberapa kali selama tahun 2024.
Dihimpun dari berbagai informasi, bencana alam banjir musiman yang terjadi di Bandar Durian, Kecamata Aeknatas, Kabupaten Labuhanbatu Utara ini, jika setiap turun hujan lebat. Hal ini diduga kuat terjadi, berasal dari gundulnya hutan sepanjang lereng Bukit Barisan yang berada di hulu Sungai Aeknatas diperbatasan Kabupaten Labuhanbaru Utara dengan Tapanuli Utara.
Gundulnya hutan sepanjang lereng bukit barisan, diduga kuat karena adanya pembalakan liar ditempat itu.Pembalakan liar kawasan hutan ini, selain dilakukan masyarakat, juga dilakukan sejumlah kelompok masyatakat yangvdilindungi "orang kuat" yang merupakan oknum dari instansi teryentu ditingkat provinsi Sumatera Utara. (mtc)