Rombongan wartawan bersama Owner Bua Guesthouse Ridho dan istri. (f-ist) |
MEDAN, KLIKMETRO.COM - Suasana yang asri, tenang dan nyaman, membuat para pengunjung enggan untuk cepat cepat cek-out dari Bua Guesthouse. Tempat ini dikelilingi hutan dan berada dipinggir sungai Tangkahan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Owner Bua Guesthouse, Ridho Pamungkas dan istrinya Rahmaida Simbolon mengatakan Bua dibuka pada bulan Maret 2020, dan seminggu kemudian terjadi lockdown dikarenakan adanya virus Covid-19.
"Awalnya bawa tamu kesini, kemudian kenal dengan seseorang yang membutuhkan uang untuk operasi bapaknya, dan kamipun membeli tempat ini, karena kami lihat cocok untuk dijadukan Guesthouse, jadi tahun 2019 itu kamipun membeli tanah ini," kata Ridho, Senin (6/6/2022).
Dikatakannya, sangat tertarik beli tanah disini dan buka guesthouse karena suasana yang aman, adem dan asri apalagi ada aktivitas yang banya di Tangkahan seperti dekat dengan pemandian gajah, tracking, dan seorang artis Nicholas Saputra gencar promosikan wisata Tangkahan.
"Di Bua Guesthouse ini kami memberikan pelayanan yang terbaik, bahkan untuk harga permalam masih relatif murah," kata Ridho.
Disambung sang istri bahwa Bua Guesthouse mempunyai 4 kamar, dimana 3 kamar berkonsep rumah pohon harganya Rp250.000/malam. Dan 1 kamar berkonsep rumah kaca dengan harga Rp450.000/malam.
"Paling banya tamu yang datang disaat weekend, kadang kami harus menolak beberapa tamu dikarenakan kamar sudah full, sehingga kami ada rencana untuk membangun 1 rumah lagi," ujar Rahmaida.
Untuk kapasitas rumah pohon maksimal 3 orang, dan kapasitas untuk rumah kaca 5 orang. Sedangkan untuk segmen pasar, lebih diutamakan wisatawan dari luar negeri, sebab wisatawan dari luar negeri sangat suka yang natural. Seperti mendengar suara bianatang jangkring, kodok dan suara air mengalir dari sungai.
"Saat ini ada 3 strategi pemasaran kita yakni pakai airbnb, bookingcom, dan traveloka. Dan yang paling banyak tamu menggunakan bookingcom dan instagram," ujar Rahmaida.
Untuk menu makanan, Ridho mengatakan lebih pada khas menu umbut yakni makanan khas suku Karo, kemudian ikan jurung. Uniknya di Bua Guesthouse ini adalah dapat memakai dapur sesuka hati hanya menyewa Rp50.000 untuk dapat memasak apa saja.
"Dengan Rp50.000 tamu bebas masak apa saja dengan membawa perbekalan sendiri. Namun jika tamu menyewa semua Guesthouse kita, maka tidak perlu membayar uang dapur," ujarnya.
Kedua suami istri ini berharap dengan banyaknya penginapan yang ada di desa Sei Sialang, Tangkahan Langkat Sumut diharapkan pemerintah lebih membantu mereka soal infrastruktur dan soal sampah.
"Kami berharap infrastruktur dan sampah menjadi perhatian untuk Pemkab Langkat, agar wisata di sini makin rame dan Tangkahan semakin dikenal," pungkas Ridho.(sit)